Senin, 11 Oktober 2010

Efesus 5: 15-17

oleh : Pdt. Bigman Sirait 

KALI ini kita akan membicarakan tentang waktu dan kejahatan. Seperti apa Alkitab membicarakan waktu dan perspektif jahat itu. Mengapa dunia tidak semakin baik, padahal semua orang berharap agar dunia ini makin hari makin baik?
Perspektif  waktu harus kita lihat dari berbagai sudut. Perspektif waktu harus kita pikirkan supaya kita tidak terperangkap di dalam hidup dan mengalami kekecewaan yang berlarut-larut, yang akhirnya di tengah kesempatan mengalami kesukaan, justru kita mendapat kedukaan. Itu  tidak boleh terjadi, karena di tengah kedukaan, justru kita harus mampu menangkap kesukaan, bukan sebaliknya.
            Efesus 5: 15-17 berkata: “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”.
Lalu dalam kitab Kejadian 6: 5 tertulis: “Ketika dilihat Tuhan bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata…”.
            Sementara dalam kitab Wahyu 9: 20-21 digambarkan bagaimana manusia semakin hari semakin jahat, bukan semakin baik.
Maka, ada fakta bahwa sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa (dari Kejadian 3), maka kualitas hidup manusia terus menurun, bukan semakin meningkat. Kualitas hidup manusia semakin memburuk, bukannya semakin membaik. Dari waktu ke waktu manusia digulung di dalam seluruh kehidupan, sehingga kita terus melihat bagaimana dosa bertumbuh dan berkembang.
Dulu dosa sudah ada. Sekarang pun ada, tetapi cara memainkan dosa itu semakin mengerikan. Dulu, di dalam nilai-nilai, dosa itu memang dosa, dan manusia yang melanggar nilai-nilai itu dianggap telah melakukan dosa. Di masa kini, dosa itu bisa disebut bukan dosa, malah sebuah kebenaran. Ini namanya relativisme. Maka semakin hari, cara berpikir, dan cara menempatkan dosa itu semakin mengerikan. Sekarang orang sudah berani melawan Tuhan. Dan waktu dia melawan Tuhan dia justru merasa benar. Maka saat ini perjuangan orang Kristen makin berat. Tetapi kita harus berjuang karena Tuhan memanggil kita seperti domba di tengah serigala, dan jangan pernah takut.
Sekarang kita akan memikirkan waktu dan kejahatan di dalam realita hidup itu seperti apa? Yang pertama, hari-hari ini adalah hari-hari yang jahat. Itu kata Paulus kepada jemaat Efesus. Karena itu, masih kata Paulus, gunakanlah waktumu sebaik-baiknya karena hari-hari ini adalah jahat.
Apakah yang mau dikatakan Paulus? Apakah dia pesimis dan mau berkata kalau hari-hari ini tidak baik? Apakah Paulus mau mengatakan tidak ada nilai dalam hari?
Waktu Paulus berkata “hari-hari ini jahat”, dia mau mengacu kepada kehidupan di jaman akhir, menuju akhir jaman, yang memang jahat.
Alkitab menggambarkan, sepertinya iblis itu diberi sebuah kesempatan terakhir. Maka pada kesempatan terakhir dalam posisi terantai karena tidak lagi penuh kuasa, si iblis ingin mencelakakan banyak orang. Dia ingin menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya. Maka waktu Paulus berkata bahwa waktu-waktu ini jahat, itu betul, sebab kita sekarang hidup di jaman  akhir menuju akhir jaman, di mana iblis bekerja lebih giat lagi untuk mencelakakan lebih banyak lagi manusia.
Doa Bapa kami
Dalam “Doa Bapa kami” antara lain dikatakan, “… jauhkanlah kami daripada yang jahat...” Itu bicara suatu semangat memasuki hidup yang memang makin jahat, supaya kita jangan jatuh. Maka “Doa Bapa kami” tidak boleh dilepaskan dari realita hidup jaman akhir menuju akhir jaman yang memang semakin jahat. Jadi, hari-hari kita makin sulit? Ya. Jaman makin berat? Ya. Tetapi itu tidak sama dengan hidup kita makin berat. Tidak sama dengan hidup kita makin bahaya. Kejahatan memang semakin meninggi, namun iman yang kuat, iman yang kokoh akan mengalahkannya.  Artinya kita akan mampu bertahan sekalipun jumlah orang jahat bertambah. Orang percaya mampu hidup di dalam iman percayanya kepada Tuhan. Ini pertarungan. 
            Jadi, hari-hari ini jahat, ini mau menunjukkan realita hidup bagaimana manusia makin hari makin jahat. Kecenderungannya makin hari makin jahat, bahkan sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam pertumbuhan perkembangan manusia Alkitab mengatakan bahwa manusia itu kecenderungannya selalu berbuat dosa. Padahal jumlah manusia waktu itu belum banyak. Teknologi belum maju. Maka dosa tidak ada kaitannya dengan teknologi. Dosa adalah dosa. Teknologi hanyalah merupakan sebuah wadah, fasilitas untuk berbuat dosa, oleh orang yang ingin berbuat dosa.
Jadi, bukan teknologinya yang salah.  Pada dirinya, dosa itu yang merusak manusia. Karena itu teknologi di tangan orang Kristen mestinya aman. Tetapi teknologi di tangan orang jahat itu bisa menjadi mesin perang yang mengerikan. Dosa makin menjadi-jadi, dosa sudah membuat orang terus cenderung berbuat jahat. Itu sebab betapa tidak bisa dibayangkan jikalau hidup kita tanpa Tuhan, tanpa iman sungguh-sungguh kepada Tuhan.
            Tahun berapa kita hidup, itu tidak penting. Tetapi yang penting adalah kepada siapa kita beriman? Tahun demi tahun makin berat, ekonomi tidak menentu, keamanan semakin rawan. Silakan. Resesi bukan yang pertama kali, kalaupun terjadi. Dari dulu pun dunia  sudah bolak-balik dilanda resesi. Tetapi anak Tuhan harus menjadi saksi bagaimana dia lolos dari tengah kesulitan kehidupan. Maka mari bertarung. Hari-hari ini jahat, tetapi jangan membawa kita masuk ke dalam perangkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar