Senin, 11 Oktober 2010

Yohanes 12: 20-22

oleh : Pdt. Bigman Sirait

Andreas adalah murid Yesus yang pertama. Itu jelas kita lihat dalam Injil Yohanes. Di Injil lain diceritakan bahwa yang dipanggil pertama itu seakan-akan dua orang sekaligus, yakni  Petrus dan Yohanes.
Hal ini karena melihat posisi Petrus  sebagai yang ditokohkan. Tetapi secara detil, dalam Yohanes kita bisa melihat bahwa Andreas adalah murid yang pertama.  Simon Petrus adalah kakak Andreas. Sebelum menjadi murid Yesus, Andreas adalah murid Yohanes. Simon Petrus, yang kemudian menjadi murid adalah hasil “pelayanan” Andreas.  
Pemanggilan murid yang pertama cukup menarik. Di sini, Yohanes memainkan peran yang sangat menarik, karena dalam tugasnya ia menceritakan siapa Yesus yang nanti akan melayani secara sejati, yakni Sang Mesias. Ketika melihat Yesus, Yohanes berkata kepada dua muridnya, “Lihatlah Anak Domba Allah”. Salah satu dari murid yang dimaksud itu adalah Andreas.  Pada waktu mengatakan  kalimat itu, Yohanes sudah me-mainkan peran sebagaimana mestinya untuk memberitakan, dan membuka jalan bagi Kristus, Yesus Tuhan.
Kemudian dalam ayat 38-39 disebutkan: “Tetapi Yesus  menoleh ke belakang. Ia melihat bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata “Apa yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabbi di mana Kau tinggal?” Ia berkata kepada mereka “Marilah, dan kamu akan melihatnya.  Mereka pun dan melihat di mana Dia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama....”
Dalam  Injil Yohanes, pemanggilan itu agak unik. Kalau dalam Injil sinopsis Dia selalu berkata: “Mari ikutlah Aku”, jadi nada panggilan itu terasa sekali. Tetapi dalam Injil Yohanes ditunjukkan bagaimana Yesus memandang ke belakang dan bertanya: “Apa yang kamu cari?” Jadi, Yohanes menggambarkan pertemuan itu begitu detil, termasuk pada hari itu, mereka tinggal bersama-sama, dan waktu itu kira-kira pukul 4.
Sewaktu Yesus bertanya: “Apa yang kamu cari?” mereka balik bertanya, “Guru, di manakah Kau tinggal?” Dan tentu saja mereka bingung ketika ditanya: “Apa yang ka-mu cari?” Mereka tidak tahu apa yang mereka cari, mereka hanya tahu bahwa Dia ini adalah Anak Domba Allah, berdasarkan perkataan Yohanes Pembaptis, guru mereka.  Selanjutnya, Yesus berkata: “Marilah, kamu akan melihatnya.” Yesus mengikuti saja dialog itu. Namun ajakan itu tentu bukan sekadar mau jalan-jalan, tetapi bagaimana proses pemanggilan itu bergerak. Sesudah mereka tinggal di sana dalam waktu yang cukup panjang, maka jadilah Andreas murid yang pertama.
Dalam proses pemanggilan murid yang pertama ini kita bisa melihat beberapa hal yang penting. Pertama,  kita jadi memahami bahwa pemanggilan ini bukan sebuah penawaran diri. Bandingkan dengan ketika seorang ahli Taurat yang menawarkan diri kepada Yesus dan berkata, “Guru, aku mau ikut ke mana saja Kau pergi.” Dan Yesus menjawab, “Engkau tidak tahu apa yang kau minta. Serigala punya liang, burung punya sarang, tetapi Anak Manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya”.
Bukan penawaran diri
Pelayanan adalah sebuah kehormatan yang diberikan Tuhan Yesus. Karena itu sangat menyedihkan jika orang meninggalkan pelayanan. Pelayanan bukan suatu penawaran diri, atau hanya sekadar mengatakan, “Saya mau melayani Yesus”.
Sebuah ilustrasi. Seorang kaya-raya pernah berkata pada pendeta, “Saya merasa berdosa dan akan memberikan uang saya untuk membantu pelayanan ....” Perkataan itu salah, sebab kita tidak pernah bisa memberikan apa pun untuk membereskan  dosa dan kesalahan kita. Penebusan adalah kasih karunia, kemurahan Tuhan. Memberi itu soal kecil. Tuhan tidak akan berubah hanya karena kita memberi. Kalau kita boleh mengenal Tuhan, itu suatu anugerah. Karena itu, panggilan untuk melayani jangan dipermainkan, karena itu anugerah, panggilan Tuhan.
Panggilan adalah sesuatu yang harus jelas dalam kehidupan. Itu menjadi proses pembuktian tentang kualitas pelayanan. Panggilan itu menjadi efektif kalau orang itu sungguh-sungguh. Ada tertulis: “Banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih.”
Semua orang bisa menjadi “murid” Yesus, tetapi apakah panggilan itu efektif, semua akan dilihat bagaimana buah kesetiaan kita dalam melayani Yesus. Panggilan menjadi efektif ketika kesetiaan itu muncul.  
Andreas adalah murid pertama, tetapi dia kalah terkenal dari Petrus atau Yoha-nes. Tetapi menarik karena justru dirinyalah murid yang pertama memberitakan Injil ke orang-orang non-Yahudi (Yohanes 12: 20-22). Dia memberitakan Injil kepada orang Yunani. Paulus nanti yang akan memperlebar wilayah pelayanan itu. Peran Andreas menjadi strategis dan penting dalam kehidupan gereja.  Andreas bukan saja yang per-tama mengikut Yesus, dan memberitahu Injil kepada orang non-Yahudi, tetapi juga sangat aktif mengajak orang-orang untuk melayani.
Andreas menjadi pekabar Injil dan penggerak yang sangat baik. Mobilisasi orang untuk datang kepada Kristus, dimulai dari kakaknya, Simon. Banyak kisah tentang tokoh yang begitu bersemangat memberitakan Injil. Dari generasi ke generasi orang bergerak karena Injil, dan digerakkan Injil. Sama seperti Andreas yang tergerak oleh Injil, dan digerakkan Injil itu membawa jiwa untuk datang kepada Tuhan. Ketika dia mengatakan, “Aku sudah menemukan Mesias”, dia telah menemukan kebenaran. Sewaktu berbicara dengan Yesus, berarti Andreas telah menemukan kebenaran sejati itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar